gambar

JENIS-JENIS PENGOBATAN ALTERNATIF DAN FAKTANYA

Di Indonesia ada beberapa pengobatan alternarif yang bisa dilakukan baik pengobatan herbal maupun akupuntur. Namun pengobatan alternatif seperti ini tidak boleh dilakukan sembarangan. Jika dilakukan tidak tepat pengobatan alternatif seperti ini justru bisa memperburuk kondisi dan menyebabkan cedera serius. Pengobatan alternatif sendiri biasanya banyak dipilih masyarakat karena lebih murah jika dibandingkan dengan pengobatan medis. Namun ada kalanya pengobatan alternatif ini dilakukan bersamaan dengan pengobatan medis misalnya seperti penyakit darah tinggi dan kolesterol.

Berbagai jenis pengobatan alternatif yang biasanya banyak dilakukan oleh masyarakat Indonesia antara lain :

1. Pijat


Kebanyakan orang ketika tubuhnya pegal-pegal maka pijat menjadi salah satu solusi. Selain meredakan otot yang tegang, dengan pijat ini dipercaya dapat mengurangi stress, membuat tidur lebih nyenyak, dan menguatkan imunitas tubuh. Namun resiko pijat sendiri sangat jarang terjasi selama dilakukan oleh terapis yang berpengalaman dan memang sudah terlatih.

2. Terapi Bekam


Terapi bekam adalah pengobatan alternatif yang dapat dijadikan sebagai perawatan pelengkap untuk meredakan nyeri punggung, leher, sakit kepala dsan juga gejala rheumatoid arthritis (rematik). Terapi ini dilakukan dengan menggunakan cangkir khusus yang diletakkan dibagian tubuh tertentu biasanya di bagian punggung, perut, dan dada. Cangkir tersebut kemudian disedot dengan alat yang dapat menarik kulit dan dipercaya mengeluarkan racun atau darah kotor.

Terapi ini menimbulkan beberapa efek samping seperti luka bakar, kulit memar, kelelahan, otot tegang, dan mual. Terapi bekam ini juga dianjurkan untuk ibu hamil, anak-anak, wanita mens, dan orang yang mengkonsumsi obat pengencer darah. Namun yang perlu diperhatikan adalah pastikan alat bekam diganti dengan yang baru atau berbeda untuk setiap orang guna mencegah penularan penyakit melalui darah seperti infeksi hepatitis B, hepatitis C, dan HIV

3. Akupuntur


Akupuntur adalah salah satu pengobatan alternatif dari Cins yang digunakan secara turun temurun untuk meredakan nyeri. Teknik ini dilakukan dengan menusukkan jarum tipis ke area tubuh tertentu.. Penusukan jarum halus di titik-titik tertentu ini dipercaya dapat merangsang saraf dan otot untuk melepaskan hormon pereda nyeri alami di dalam tubuh. Beberapa penelitian menyatakan bahwa akupuntur efektif meredakan beberapa keluhan seperti mual dan muntah, sakit gigi, sakit kepala, sakit leher, nyeri punggung, kram menstruasi, insomnia/sulit tidur

4. Minuman herbal


Minuman herbal seperti jamu termasuk pengobatan alternatif yang menggunakan berbagai bagian tumbuhan seperti daun, bunga, biji, atau akar. Setiap tanaman herbal memiliki khasiat dan efektivitas yang berbeda-beda tergantung kandungan yang ada didalamnya.

Beberapa minuman herbal yang umumnya dikonsumsi yaitu :

  • Jahe, untuk mengatasi mual dan nyeri haid
  • Ginseng, untuk mengurangi tekanan darah dan kolesterol
  • Kunyit, untuk meredakan peradangan dan membantu melawan infeksi
  • Temulawak, untuk menurunkan demam dan mengatasi masalah pencernaan

Meskipun terbuat dari bahan alami bukan berati minuman herbal aman untuk segala kondisi. Penelitian membahas efektivitas minuman herbal sebenarnya masih terbatas. Oleh karena itulah beberapa kelompok orang disarankan untuk berhati-hati saat mengkonsumsi minuan herbal antara lain

  • Orang yang mengkonsumsi pil kontrasepsi (KB)
  • Penderita penyakit hati atau ginjal
  • Ibu hamil dan menyusui
  • Lansia
  • Anak-anak

Jika digunakan tidak tepat atau berlebihan minuman herbal justru menimbulkan efek sampingseperti alergi, mual, muntah, atau bahkan diare.

Itulah beberapa pengobatan alternatif yang sering dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Agar pengobatan alternatif bisa efektif dan memberikan manfaat bagi kesehatan anda sebaiknya konsultasikan dengan dokter terlebih dadulu dan pastikan pengobatan alternatif dilakukan oleh orang yang berpengalaman.


Refernsi

https://www.alodokter.com/8-jenis-pengobatan-alternatif-yang-umum-di-indonesia-dan-faktanya